collection

collection

Jumat, 10 Mei 2013

Kebahagiaan kita bukan hanya di Dunia saja...



Kebahagiaan di akhirat sangat tergantung kepada kebahagiaan di dunia. Oleh karena itu, orang yang punya nalar tahu bahwa kehidupan dunia ini masih berhubugan dengan kehidupan di akhirat kelak. Yang gaib dan yang tampak, dunia dan akhirat, kini dan esok, itu sebenarnya satu. Ada yang mengira bahwa kehidupannya adalah kehidupan di dunia saja. Dirinya mengira dan bahkan tak percaya, bahwa tak ada kehidupan akhirat. Sebab itu, dia menimbun harta yang sebanyak-banyaknya. Dia mencari keabadian, dan hatinya sudah melekat dengan kehidupan yang fana ini. Tapi tiba-tiba ia mati, semua obsesi, angan-angan, dan cita-citanya hanya menumpuk di dalam dadanya.

Saya tak habis pikir terhadap saya sendiri dan orang-orang yang berada di lingkungan saya. Mereka selalu berangan muluk-muluk, berlama-lama dalam mimpi, berobsesi terlalu tinggi, berkeinginan untuk hidup abadi, mencari dan terus mencari. Tapi tiba-tiba satu diantara kita pergi menghadap Sang Kuasa tanpa terlebih dahulu diajak musyawarah, tanpa diberi kabar, dan tanpa pernah diberikan pilihan.

(Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi, maka dia akan mati).
{QS. Luqmaan : 34}

  • Ada tiga pertanyaan tentang akhirat. Pertama, kapan kita memperkirakan akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman, jika kita belum ridha dengan Roob, dengan hukum-hukum, perbutan-perbuatan, Qadha dan Qadar-Nya...??? Ketenangan dan ketenteraman hidup juga sulit didapatkan jika kita belum ridha dengan rezeki dan karunia yang Alloh berikan kepada kita.
  • Kedua, apakah kita telah mensyukuri semua nikmat, karunia dan berbagi kebaikan yang diberikan, sehingga kini kita menuntut dan meminta yang lain...??? Orang yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit saja, maka dia akan lebih tidak mampu untuk mensyukuri yang lebih banyak.
  • Ketiga, mengapa kita tidak mengambil faedah dari yang telah Alloh karuniakan kepada kita, agar kita bisa mengembangkan, mengefektifkan, membersihkannya dari semua kekejian dan kotoran, dan selanjutnya kita dapat memberi manfaat, kontribusi, dan pengaruh dalam kehidupan ini...???
Sifat-sifat terpuji dan karunia-karunia yang Agung, sebenarnya ada di dalam akal dan jasad kita. Namun, oleh sebagian kita, hal itu dilihat seperti barang tambang mahal yang terkubur di dalam tanah, di dalam perut bumi kemudian di cuci dan dibersihkan agar menjadi cemerlang, berkilau, dan jelas dimana pun ditempatkan. 

 Sumber : DR. Aidh al-Qarni